Liberalisasi ekonomi di India

Liberalisasi ekonomi di India adalah upaya yang dilancarkan pada tahun 1991 untuk membuat ekonomi India menjadi lebih berorientasi terhadap pasar dan memperbesar peran sektor swasta dan penanam modal asing. Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan meliputi penurunan tarif impor, deregulasi pasar, dan penarikan investasi asing. Bagi para pendukungnya, kebijakan liberalisasi dianggap telah membantu membuat pertumbuhan ekonomi India menjadi pesat pada tahun 1990-an dan 2000-an. Namun, kebijakan ini juga ditentang karena dianggap telah meningkatkan kemiskinan, kesenjangan, dan degradasi ekonomi. Arah liberalisasi sendiri selama beberapa dasawarsa terakhir relatif sama, meskipun partai yang berkuasa berganti-ganti, walaupun belum ada partai yang mampu menyelesaikan isu yang sulit secara politik seperti liberalisasi hukum buruh dan pengurangan subsidi agrikultur.[1] Saat ini para ahli di India masih memperdebatkan faktor apa yang membuat reformasi ekonomi ini menjadi berkelanjutan.[2] Pemerintah India telah disarankan untuk meneruskan kebijakan liberalisasi. Ekonomi India sendiri tumbuh dengan laju yang lebih lambat dari Republik Rakyat Tiongkok, yang telah meliberalisasi ekonominya semenjak tahun 1978.[3] The McKinsey Quarterly states menyatakan bahwa bila hambatan-hambatan utama terhadap ekonomi India dihilangkan, ekonominya dapat tumbuh secepat Tiongkok dengan laju 10% per tahun.[4]

  1. ^ "That old Gandhi magic". The Economist. 27 November 1997. 
  2. ^ Untuk melihat kritik terhadap penjelasan yang ada dan elaborasi penjelasan alternatif, lihat: Sharma, Chanchal Kumar (2011) "A Discursive Dominance Theory of Economic Reforms Sustainability." India Review (Routledge, UK)126-84
  3. ^ "India's economy: What's holding India back?". The Economist. 6 March 2008. 
  4. ^ "The McKinsey Quarterly: India—From emerging to surging" (PDF). The McKinsey Quarterly. 2001. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search